Anak Tukang Rongsokan Incar Kedokteran Bermodal Hafiz, Ini Respons FK Unair

Anak tukang rongsokan di Surabaya, Fandi Achmad Ramadhan (17) bercita-cita kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Mengutip dari Detik.com, Modal yang dimiliki yakni hafalan Al-Qur’an 10 juz dan juara 5 olimpiade sains tingkat nasional.
Dekan FK Unair Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) mengatakan ada jalur prestasi yang bisa ditempuh.

“Monggo ikut jalur undangan, biasanya SMA/SMK sudah paham dengan apa saja yang perlu disiapkan,” kata Prof Budi saat dihubungi detikJatim, Rabu [7/2/2023]

Dia memastikan Fandi sangat berpeluang melanjutkan pendidikan di FK Unair. Sebab, ada jalur prestasi yang bisa ditempuh oleh anak dari Achmad Mustanili (44) tersebut.

“Ada lah peluang masuk FK Unair, always (Selalu),” ujarnya.

Di Unair sendiri ada Golden Tiket yang disediakan untuk siswa berprestasi. Adapun syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama mempunyai kartu peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dengan pilihan Unair.

Kedua, mempunyai prestasi yang luar biasa, baik prestasi akademik. Seperti juara lomba-lomba pelajaran atau prestasi kepemimpinan (Ketua OSIS) dan atau prestasi di bidang keagamaan (Ppara penghafal kitab suci). Ketiga, ikut salah satu kegiatan Airlangga Education Expo (AEE).

Sebelumnya, Fandi anak tukang rongsokan di Jalan Jemursari 8 optimis ingin menggapai cita-citanya masuk FK Unair, namun terkendala keterbatasan biaya.

Fandi merupakan anak pertama dari pasangan Achmad Mustanili (44) dan Chlivatur Rosida (37). Mustanili merupakan seorang tukang rongsokan. Fandi sekolah sambil mondok. Ia berprestasi di bidang akademik. Bahkan ia mengambil program akselerasi dua tahun di SMA tersebut. Selain prestasi dalam akademik, Fandi juga seorang hafiz atau penghafal Al-Qur’an.

Mustanili menceritakan soal keinginan sang anak untuk melanjutkan pendidikan kedokteran usai lulus SMA. Saat ini Fandi duduk di kelas 12 di Ammanatul Ummah, Siwalankerto, Surabaya.

“Ingin sekolah di Unair, saya terharu. Kemarin izin ikut olimpiade sains, sempat saya larang, saya kira olahraga, ternyata lomba kepintaran saya izinkan. Alhamdulillah hasilnya maksimal. Olimpiade sains lokal urutan 10 besar, olimpiade sains nasional masuk 5 besar,” kata Mustanili, ayah Fandi.